NILAI PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL TONGKONAN TORAJA UNTUK PENGUATAN KARAKTER DI ERA BUDAYA DIGITAL
Main Article Content
Abstract
Technological changes that continue to occur without limits in this century have an impact on changes and shifts, especially from conventional or analog to digitalization. So, the aim of this research is to thoroughly review the role of local wisdom-based education in the era of digital culture. It is felt that local wisdom education still has a strong role in shaping the character of the alpha generations amidst a culture of digitalization. The research used in this research is descriptive qualitative by dialogue with the values of local wisdom education into digital culture. There is a descriptive analysis to describe the strength of the role of local wisdom education, especially in the Torajan community, namely the application of the values of courage, honesty, sincerity and shared destiny (solidarity), the value of altruism (willingness to help others, willingness to sacrifice, caring), and maintaining a harmonious life between people is a character in Toraja society. Another finding in this research is the relationship with God (Puang Matua) as a giver of life, we take good care of it and translate life into having to work hard to get a good life and gain prosperity. Live an orderly life by maintaining justice and truth. Caring for each other, maintaining unity, kinship and mutual cooperation is the identity of the Toraja people.
Perubahan teknologi yang terus menerus terjadi tanpa batas di abad ini berdampak pada perubahan dan pergeseran khususnya dari konvensional atau analog menjadi digitalisasi. maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengulas secara tuntas peran pendidikan berbasis kearifan lokal di era budaya digital. Pendidikan kearifan lokal dirasa masih memiliki peran kuat dalam membentuk karakter generasi-generasi alpha di tengah budaya digitalisasi. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan mendialogkan nilai-nilai pendidikan kearifan lokal ke dalam budaya digital. Adanya analisis deskriptif untuk mendeskripsikan kekuatan peran pendidikan kearifan lokal yakni penerapan nilai-nilai keberanian, kejujuran, keikhlasan, dan senasib sepenanggungan (solidaritas), nilai altruisme (kerelaan membantu orang lain, rela berkorban, kepedulian), dan menjaga hidup yang harmonis antara sesama adalah karakter dalam diri masyarakat Toraja. Temuan yang lain adalah relasi dengan Tuhan (Puang Matua) sebagai pemberi kehidupan dijaga dengan baik dan diterjemahkan hidup harus kerja keras untuk mendapat kehidupan yang baik dan kemakmuran. Menjalani hidup yang teratur dengan menjaga keadilan dan kebenaran. Hidup saling peduli, menjaga persatuan, kekeluargaan, dan gotong royong adalah jati diri masyarakat Toraja.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Anggraini, Purwati, and Tuti Kusniarti. “Character and Local Wisdom-Based Instructional Model of Bahasa Indonesia in Vocational High Schools.” Journal of Education and Practice 8, no. 5 (2017): 23–29. www.iiste.org.
Baka, Kara L. “The Impact of Altruism On Overall Happiness and Compassion” (2019).
Byrne, Robert A. Baron dan Dona. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga, 2005.
Fatimah, Firdauzia Nur, Edy Tri Sulistyo, Kundharu Saddhono. “Local Wisdom Values in Sayu Wiwit Folklore As The Revitalization of Behavioral Education.” KARSA: Journal of Social and Islamic Culture 25, no. 1 (2017): 179–199.
Hafid, Anwar, Ali Rosdin, Moch. Musoffa, M. Nur Akbar. Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan Dan Kebudayaan Balitbang, Kemendikbud, 2015.
Kaelan, Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika. Yogyakarta: Paradigma, 2020.
Kobong, Theodorus. Injil dan Tongkonan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2021.
L.T. Tangdilintin. Toraja Dan Kebudayaannya. Tana Toraja: Yayasan Lepongan Bulan, 1980.
McKinsey & Company. The Internet Of Things Mapping The Value Beyond The Hype. New York: Mckinsey Global Institute, n.d.
Mungmachon, Miss Roikhwanphut. “Knowledge and Local Wisdom : Community Treasure.” International Journal of Humanities and Social Science 2, no. 13 (2012): 174–181.
Nurjani, Ni PutuSuda. “Disrupsi Industri 4.0; Implementasi, Peluang Dan Tantangan Dunia Industri Indonesia.” Jurnal Ilmiah Vastuwidya 1, no. 2 (2018): 23–32. https://steemit.com/indonesia/@iqbalsweden/.
Rochman, Chaerul, Dindin Nasrudin, Rokayah Rokayah, Neni Hermita, Adam Malik, and Idad Suhada. “Integration of Local Wisdom in Science Learning,” no. January (2018): 424–428.
Ronda, Daniel. Peran Pemimpin Kristen Memasuki Perubahan di Era Disrupsi Teknologi. Makassar: Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Jaffray Makassar, 2018.
Ruben, Agustinus. “Menanamkan Nilai-Nilai Edukasi Dari Budaya Komunikasi Tongkonan.” Masakke 4 (2018): 42–54.
Samad, Astuti A. “Character Education Base on Local Wisdom in Aceh (Study on Tradition of Children Education in Aceh Community),” Al-Ulum 15, no. 2 (2015): 352.
Said, Abdul Azis. Toraja. Yogyakarta: OMBAK, 2004.
Setiawan, Wawan. Era Digital Dan Tantangannya, 2017.
Sugiyo, Rukiyati, and L. Andriani Purwastuti. “Local Wisdom-Based Character Education Model in Elementary School in Bantul Yogyakarta Indonesia.” Sino-US English Teaching 14, no. 5 (2017): 299–308.
Tallulembang, Bert. Reinterpretasi Dan Reaktualisasi Budaya Toraja. Yogyakarta: Penerbit Gunung Sopai Yogyakarta, 2012.
Tangirerung, Johana R. Berteologi Melalui Simbol-Simbol: Upaya Mengungkap Makna Injil dalam Ukiran Toraja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.
Utomo, ST. Laksanto, Hukum Adat. Depok: RajaGrafindo Persada, 2019.