URGENSI SELF-ACCEPTANCE MAHASISWA BROKEN HOME DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK
Main Article Content
Abstract
Abstract : Self-acceptance is a state in which an individual has a positive view of himself so that he can accept all the advantages and shortcomings and feel satisfied with himself. Self-acceptance enables the individual to live with the characteristics that are in him and remain positive about himself. The aim of this study is to describe the importance of self-acceptance in broken home students in improving academic achievement. The method used in this research is a qualitative phenomenological method using semi-structured interviews. The informants in this study were selected with purposive sampling techniques. The results show that broken home students can survive split family conditions because they have good self-acceptance so that even if the two parents are no longer together, they can still perform by achieving a good performance index.
Abstrak: Self-acceptance suatu keadaan dimana individu memiliki pandangan positif terhadap dirinya sehingga dapat menerima segala kelebihan dan kekurangannya serta merasa puas atas dirinya. Self-acceptance memampukan individu untuk hidup dengan karakteristik yang ada dalam dirinya dan tetap memandang positif dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pentingnya self-acceptance (penerimaan diri) pada mahasiswa broken home dalam meningkatkan prestasi akademik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif fenomenologi menggunakan wawancara semi terstruktur. Informan dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa broken home dapat bertahan hidup dengan kondisi keluarga yang terpecah karena memiliki self-acceptance yang baik sehingga walaupun kondisi kedua orang tua tidak lagi bersama namun mereka dapat tetap berprestasi dengan meraih indeks prestasi yang baik.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Acocella, J.R, dan J.F Calhoun. Psychology of Adjustment Human Relationship. New York: McGraw-Hill, 1990.
Amida Cindy Septiana, dan Abdul Muhid. “Efektivitas Mindfulness Therapy Dalam Meningkatkan Self Acceptance Remaja Broken Home : Literature Review.” Edu Consilium: Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam 3, no. 1 (2022): 14–24. https://doi.org/10.19105/ec.v3i1.5728.
Ardilla, Fauziya, dan Ike Herdiana. “Penerimaan Diri pada Narapidana Wanita.” Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga, Surabaya 2, no. 01 (2013).
Ariyanto, Komang. “Dampak Keluarga Broken Home Terhadap Anak.” Metta : Jurnal Ilmu Multidisiplin 3, no. 1 (2023): 15–23. https://doi.org/10.37329/metta.v3i1.2380.
Aziz, Mukhlis. “PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA KORBAN BROKEN HOME DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF (Suatu Penelitian di SMPN 18 Kota Banda Aceh).” Jurnal Al-Ijtimaiyyah 1, no. 1 (2015): 30–50. https://doi.org/10.22373/al-ijtimaiyyah.v1i1.252.
Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
David, Putri A. K. Ida; Tobing H. “Gambaran Penerimaan Diri Pada Perempuan Bali Pengidap Hiv-Aids.” Jurnal Psikologi Udayana Program Studi Psikologi 3, no. 3 (2016): 395–406.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2008.
Fauzia, Retty, dan Ratih Arruum Listiyandini. “Peran Trait Mindfulness ( Rasa Kesadaran ) Terhadap Penerimaan Diri Pada Peran Trait Mindfulness ( Rasa Kesadaran ) Terhadap Penerimaan Diri Pada Remaja Dengan Orangtua Bercerai,” no. September (2018).
Gunarsa, S.D., dan Y.S.D. Gunarsa. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Hadyani, Ilma Adji, dan Yeniar Indriana. “Proses Penerimaan Diri Terhadap Perceraian Orangtua The Process of Self Acceptance of Parental Divorce (Sebuah Studi Kualitatif dengan Pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis).” Jurnal Empati 7, no. 3 (2017): 303–12.
Hamzah, Amir. Metode Penelitian Kualitatif. Batu: Literasi Nusantara, 2020.
Kanagamani, M, dan | P Karnan. “a Study on Learning Strategies and Academic Achievement of High School Students in Vellore District” 7, no. 2 (2017): 1–6.
Nender, Elizabeth Widya Ariany, Sri Widyawati, dan Anna Dian Savitri. “Penerimaan Diri pada Remaja Yang Orangtuanya Bercerai.” Jurnal Psikologi Universitas Semarang, 2017, 10–18.
Novianto, Roy, Amrazi Zakso, dan Izhar Salim. “Analisis dampak broken home terhadap minat belajar siswa.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 9, no. 3 (2019): 1–8.
Oktaviani, Mentari Aulia. “Hubungan Penerimaan Diri Dengan Harga Diri Pada Remaja Pengguna Instagram.” Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi 7, no. 4 (2019): 549–56. https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v7i4.4832.
Prasetyo, Mohammad. Membangun Komunikasi Keluarga. Jakarta: Alex Media, 2009.
Rahayu, Wulan Dwiyanti, dan Mila Fatimah. “Gambaran Konsep Diri Siswi Yang Mengalami Broken Home.” FOKUS (Kajian Bimbingan & Konseling dalam Pendidikan) 1, no. 2 (2018): 52. https://doi.org/10.22460/fokus.v1i2.3025.
Ratih, Ayu. “Peran Penerimaan Diri dan Dukungan Sosial terhadap Konsep Diri Remaja yang tinggal di Panti Asuhan di Bali.” Jurnal Psikologi Udayana 3, no. 3 (2016): 509–18.
S. Lestari. Psikologi Keluarga: Penanaman Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Kencana, 2005.
Santiningsih, Ni Made, I Putu Eka, Nila Kencana, I Komang, dan Gde Sukarsa. “Identifikasi dan Kausalitas Dari Faktor Penyebab Perselingkuhan Di Kota Denpasar.” Jurnal Matematika 12, no. 1 (2022): 1–10.
Sarbini, Wasil, Kusuma Wulandari, S Sos, M Si, Jurusan Ilmu, Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu, Ilmu Politik, dan Universitas Jember Unej. “( the Conditions of Child Psychology Toward Family Divorced ),” 2010.
Sarwono, Sarlito W., dan Eko A. Meinarno. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2009.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto, 2004.
Sofyan S. Willis. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta, 2013.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2016.
Suhaimi, Muhammad, dan Rozihan. “Faktor Ekonomi Penyebab Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Purwodadi Tahun 2018 ).” Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA (KIMU) 3, no. 9 (2020): 29–44.
Untari, I., dan K.P.D. Putri. “Dampak Perceraian Orang tua Terhadap Kesehatan Psikologis Remaja.” Profesi 15 (2018).
Wulandari, Desi, dan Nailul Fauziah. “Pengalaman Remaja Korban Broken Home (Studi Kualitatif Fenomenologis).” Jurnal EMPATI 8, no. 1 (2019): 1–9. https://doi.org/10.14710/empati.2019.23567.
Yusuf, Syamsu, Nani M Sugandhi, dan Aas Saomah. Bimbingan dan Konseling Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2021.