MAKNA RITUAL DIPOPATTUNU BAI SEBAGAI ISTRUMEN INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT PANA

Main Article Content

Sumiaty
Jeni Dengen

Abstract

Abstract: The Pana area is one of the areas in Mamasa Regency, West Sulawesi Province, where the people still have a very strong culture using their traditional cultural procedures. They inherit the culture by learning various things from the Ancestors and their people. One ritual that is still very strongly inherited is the ritual of dipopattunu bai or people who burn/sacrifice pigs when they make a mistake. This study aims to describe the meaning of the dipopattunu bai ritual as an instrument of social integration for the people of Pana. This research is a qualitative research. The research location is in Pana Village, Mamasa Regency. Sources of data obtained from informants using observation and interview methods. Data collection techniques through literature and field studies. Data analysis techniques namely data reduction, data presentation, data analysis, and drawing conclusions. The results of the study show that the dipopattunu bai ritual is a cultural ritual of the Pana people which has been preserved for generations by the community as a process to restore relations damaged by conflict and resolve cases that occur in society, this ritual is used so that people do not get used to doing things that are bad things in society. Thus, the meanings contained in the dipopattunu bai ritual have a good meaning because it is a process of social integration that can restore and reunite the differences that occur in society caused by conflict.


Abstrak: Daerah Pana ialah salah satu daerah yang ada di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, yang masyarakatnya masih mempunyai kebudayaan yang sangat kental menggunakan tata cara adat kebudayaannya. Mereka mewarisi kebudayaan dengan mempelajari berbagai hal dari para Leluhur dan masyarakatnya. Salah satu ritual yang masih sangat kuat diwarisi ialah ritual dipopattunu bai atau orang yang membakar/mengorbankan babi ketika melakukan kesalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna ritual dipopattunu bai sebagai instrumen integrasi sosial masyarakat Pana.  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di Kelurahan Pana, Kabupaten Mamasa. Sumber data diperoleh dari informan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan studi lapangan. Teknik analisis data yaitu redukasi data, penyajian data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual dipopattunu bai merupakan ritual budaya masyarakat Pana yang secara turun temurun dilestarikan oleh masyarakat tersebut sebagai proses untuk memulihkan hubungan yang rusak karena konflik dan menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi dalam masyarakat, ritual ini digunakan agar masyarakat tidak membiasakan diri melakukan hal-hal yang tidak baik dalam masyarakat. Sehingga, makna-makna yang terkandung dalam ritual dipopattunu bai memiliki makna yang baik karena sebagai proses integrasi sosial yang dapat memulihkan dan menyatukan kembali perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam masyarakat yang disebabkan oleh konflik.

Article Details

How to Cite
Sumiaty, & Dengen, J. . (2023). MAKNA RITUAL DIPOPATTUNU BAI SEBAGAI ISTRUMEN INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT PANA. Masokan Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 3(1), 34–43. https://doi.org/10.34307/misp.v3i1.104
Section
Articles

References

Agustinus. Makna Simbol dalam Kebudayaan, Jurnal Ilmu Budaya 8 No.1. 2011.

Andola Sulle. Wawancara oleh Penulis. Pana 12 Mei 2022.

Angelina Jessy Patricia. Makna Ritual dan Upacara Pada Interior Keraton Surakarta, Jurnal INTRA 2, no. 2. 2014.

Alkitab Terjemahan Lama. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. 1974.

Budiyono. Sosiologi 2. Jakarta:Pusat Perbukuan. 2009.

Davamony. Fenomenologi Agama. Jakarta: Kanisius. 1995.

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1998.