Masokan Ilmu Sosial dan Pendidikan
https://masokan.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatamasokan
<h2 style="text-align: justify;"><strong style="font-family: Montserrat; font-size: 25px;">Masokan: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan</strong></h2> <div class="row"> <div class="col-md-8"> <table class="table-responsive" style="height: 316px; background-color: #2e243f; color: #ffffff;" width="100%"> <tbody> <tr style="height: 23px;"> <td style="padding-left: 10px;"><strong>Judul Jurnal</strong></td> <td><strong>: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan</strong></td> </tr> <tr style="height: 23px;"> <td style="padding-left: 10px;"><strong>Frekuensi</strong></td> <td><strong>: 2 terbitan per tahun (Juni dan Desember)</strong></td> </tr> <tr style="height: 23px;"> <td style="padding-left: 10px;"><strong>DOI <em>Prefix</em></strong></td> <td><strong>: <a title="Crossref" href="https://search.crossref.org/?q=2798-2262&from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">10.34307/misp</a> by <a title="MASOKAN" href="https://search.crossref.org/?q=2798-2262&from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://kamasean.iakn-toraja.ac.id/public/site/images/admin/crossref-16px.png" alt="" width="14" height="15" /></a> <a href="https://search.crossref.org/?q=2798-2262&from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">Crossref</a></strong></td> </tr> <tr style="height: 23px;"> <td style="padding-left: 10px;"><strong>P-ISSN</strong></td> <td><strong>: <a style="color: #ffffff; text-decoration: none;" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210629041958904" target="_blank" rel="noopener">2798-1932</a></strong></td> </tr> <tr style="height: 23px;"> <td style="padding-left: 10px;"><strong>E-ISSN</strong></td> <td><strong>: <a style="color: #ffffff; text-decoration: none;" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210629132056232" target="_blank" rel="noopener">2798-2262</a></strong></td> </tr> <tr style="height: 23px;"> <td style="padding-left: 10px;"><strong>Indexed</strong></td> <td><strong>: <a style="color: #ffffff; text-decoration: none;" href="https://scholar.google.co.id/citations?user=bWuhG74AAAAJ&hl=en" target="_blank" rel="noopener">Google Scholar</a> and <a href="https://masokan.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatamasokan/journalindexing" target="_blank" rel="noopener">more...</a></strong></td> </tr> <tr style="height: 23px;"> <td style="padding-left: 10px;"><strong>URL</strong></td> <td><strong>: <a style="color: #ffffff; text-decoration: none;" href="https://masokan.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatamasokan" target="_blank" rel="noopener">https://masokan.iakn-toraja.ac.id/index.php</a></strong></td> </tr> <tr style="height: 23px;"> <td style="padding-left: 10px;"><strong>Penerbit</strong></td> <td><strong>: <a style="color: #ffffff; text-decoration: none;" href="https://iakn-toraja.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Institut Agama Kristen Negeri Toraja</a></strong></td> </tr> <tr style="height: 23px;"> <td style="padding-left: 10px;"><strong>Editor-in-chief</strong></td> <td><strong>: <a style="color: #ffffff; text-decoration: none;" href="https://scholar.google.com/citations?user=zPEYzu0AAAAJ&hl=id" target="_blank" rel="noopener">Serdianus</a></strong></td> </tr> </tbody> </table> </div> <div class="col-md-4"><a title="Masokan: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan" href="https://masokan.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatamasokan/index" target="_blank" rel="noopener"><img class="center-block img-responsive" style="font-weight: bolder; font-size: 0.875rem;" src="https://masokan.iakn-toraja.ac.id/public/site/images/asset/SampulMasokan2023.jpg" alt="" width="316" height="100%" /></a></div> </div> <p> </p> <p style="text-align: justify; padding-top: 10px;"><strong>Masokan: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan</strong> (Journal of Social Sciences and Education) (pISSN: <strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210629041958904" target="_blank" rel="noopener">2722-7553</a></strong>; eISSN: <strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210629132056232" target="_blank" rel="noopener">2722-7561</a></strong>) is a publication by <a href="https://iakn-toraja.ac.id/" target="_blank" rel="noopener"><strong>Institut Agama Kristen Negeri Toraja </strong></a>since 2021.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Masokan: Journal of Social Sciences and Education</strong> is an open-access journal featuring social sciences and education research findings, employing a double-blind review system. Published by <strong>Institut Agama Kristen Negeri Toraja</strong>, this journal not only focuses on social sciences and education but also welcomes articles addressing the following topics:</p> <ol style="text-align: justify;"> <li><em>Digital learning in education</em></li> <li><em>Education and e-learning invention</em></li> <li><em>Psychology and humanities practice</em></li> <li><em>Education of languages</em></li> <li><em>Child and family health</em></li> </ol>Institut Agama Kristen Negeri Torajaen-USMasokan Ilmu Sosial dan Pendidikan2798-1932URGENSI SELF-ACCEPTANCE MAHASISWA BROKEN HOME DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK
https://masokan.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatamasokan/article/view/129
<p><strong><em>Abstract</em></strong> <strong><em>:</em></strong> <em>Self-acceptance is a state in which an individual has a positive view of himself so that he can accept all the advantages and shortcomings and feel satisfied with himself. Self-acceptance enables the individual to live with the characteristics that are in him and remain positive about himself. The aim of this study is to describe the importance of self-acceptance in broken home students in improving academic achievement. The method used in this research is a qualitative phenomenological method using semi-structured interviews. The informants in this study were selected with purposive sampling techniques. The results show that broken home students can survive split family conditions because they have good self-acceptance so that even if the two parents are no longer together, they can still perform by achieving a good performance index.</em></p> <p><strong>Abstrak: </strong><em>Self-acceptance</em> suatu keadaan dimana individu memiliki pandangan positif terhadap dirinya sehingga dapat menerima segala kelebihan dan kekurangannya serta merasa puas atas dirinya. <em>Self-acceptance</em> memampukan individu untuk hidup dengan karakteristik yang ada dalam dirinya dan tetap memandang positif dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pentingnya <em>self-acceptance</em> (penerimaan diri) pada mahasiswa <em>broken home</em> dalam meningkatkan prestasi akademik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif fenomenologi menggunakan wawancara semi terstruktur. Informan dalam penelitian ini dipilih dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa <em>broken home</em> dapat bertahan hidup dengan kondisi keluarga yang terpecah karena memiliki <em>self-acceptance</em> yang baik sehingga walaupun kondisi kedua orang tua tidak lagi bersama namun mereka dapat tetap berprestasi dengan meraih indeks prestasi yang baik.</p>Pebe UntungNatalia NataliaJumintor Samsi
Copyright (c) 2024 Pebe Untung, Natalia Natalia, Jumintor Samsi
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-282024-06-284111610.34307/misp.v4i1.129IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN KONSEP MERDEKA BELAJAR
https://masokan.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatamasokan/article/view/115
<p><strong><em>Abstract</em></strong> <strong><em>:</em></strong> <em>This article discusses the implementation of Christian religious education within families through independent learning. Technological advancements have significantly impacted various aspects of life, including education. In this context, parents serve as teachers, educators, and companions, shouldering the responsibilities within the family. This descriptive research employs a qualitative approach, utilizing literature reviews, interviews, observations, and documentation. Findings indicate that the family plays a crucial role in nurturing children's potential, fostering emotional strength, self-control, intelligence, morality, and skills applicable to societal life. Education is paramount in family life, with the family often regarded as the first educational institution, providing continuous education from the womb to adulthood. The family environment significantly influences a child's growth and development. Parents must not only possess knowledge but also exemplify a responsible life, guiding their children towards fulfilling futures.</em></p> <p><strong>Abstrak: </strong>Artikel ini membahas penerapan pendidikan agama Kristen dalam keluarga melalui konsep pembelajaran mandiri. Kemajuan teknologi telah berdampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Dalam konteks ini, orang tua berperan sebagai guru, pendidik, dan pendamping, yang memikul tanggung jawab dalam keluarga. Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan tinjauan pustaka, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Temuan menunjukkan bahwa keluarga memainkan peran penting dalam mengembangkan potensi anak, membina kekuatan emosional, pengendalian diri, kecerdasan, moralitas, dan keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan keluarga, dengan keluarga sering dianggap sebagai lembaga pendidikan pertama yang memberikan pendidikan terus menerus dari dalam kandungan hingga dewasa. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua tidak hanya harus memiliki pengetahuan, tetapi juga menjadi teladan hidup yang bertanggung jawab, membimbing anak-anak mereka menuju masa depan yang penuh makna.</p>Seprianus Seprianus
Copyright (c) 2024 Seprianus Seprianus
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-022024-07-0241172910.34307/misp.v4i1.115DEKOLONIALISASI GENDER
https://masokan.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatamasokan/article/view/131
<p><em>This article aims to describe gender decolonization based on Judith Butler's study of gender performativity regarding LGBTIQ issues and its implications for Christian Education. LGBTIQ emerged after the sexual revolution, previously referred to as the "third gender." Western colonialism, which identified gender differences based on socio-cultural aspects, has significantly influenced the debate and rejection of LGBTIQ issues in Indonesia across society, government, churches, and academia. To counter the lingering effects of colonialism, a sustainable decolonization effort is needed. Education, including Christian education, should be inclusive of gender issues, particularly LGBTIQ. Judith Butler's theory of gender performativity, which posits that gender is created through performance, offers a framework to address gender and sexuality issues. This article uses descriptive qualitative methods and literature study for data collection. The results describe the LGBTIQ phenomenon, its controversies, and gender decolonization based on Butler's theory, along with its implications for Christian Education.</em></p> <p>Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dekolonialisasi gender berdasarkan kajian performativitas gender Judith Butler terhadap isu LGBTIQ dan implikasinya bagi Pendidikan Kristiani. LGBTQ merupakan masalah orientasi seksual yang muncul setelah revolusi seksual. Dulunya istilah LGBTIQ belum ada, melainkan disebut “gender ketiga”. Pemahaman tentang gender ini sangat dipengaruhi oleh kolonialisme Barat yang mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan aspek sosial budaya. Hal ini mempengaruhi perdebatan dan penolakan terhadap fenomena LGBTIQ di Indonesia di kalangan masyarakat, pemerintah, gereja, dan akademik. Melihat hal tersebut, dibutuhkan usaha dekolonialisasi berkelanjutan untuk menghadapi tekanan kolonialisme yang masih berlangsung. Dunia pendidikan, termasuk pendidikan Kristen, harus inklusif terkait isu-isu gender, khususnya LGBTIQ. Teori performativitas gender Judith Butler dapat digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai gender dan seksualitas. Dalam pandangan Butler, gender bersifat performatif dan kinerja genderlah yang membuat gender ada. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Hasil yang diperoleh dalam artikel ini yaitu: mendeskripsikan fenomena LGBTIQ dan isu kontroversinya, mendeskripsikan dekolonialisasi gender berdasarkan kajian performativitas gender Judith Butler dan implikasinya bagi Pendidikan Kristiani.</p>Revinola Enjelvestia ParebongOrin Devisa
Copyright (c) 2024 Revinola Enjelvestia Parebong, Orindevisa
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-272024-07-2741304410.34307/misp.v4i1.131TREN PEMBERIAN BUKET HADIAH MAHASISWA PADA MOMEN SPESIAL AKADEMIK
https://masokan.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatamasokan/article/view/124
<p><em>Nowadays there is a trend emerging in academic events. Among students, it has become a communal tradition to give gift bouquets at special academic moments such as completion of proposal exams, results exams, final or thesis exams, and graduation. This also happened to IAKN Toraja students. This research aims to find patterns and motivations for giving gift bouquets among IAKN Toraja students because this tradition has never happened before. The research method used is a descriptive qualitative field study with data collection techniques, namely observation, interviews, and literature study. The results of data collection were validated, then analyzed using the stages of data reduction, data presentation, drawing conclusions, and verification. The research results show that the pattern of giving gifts is an old tradition but has emerged with a new face as a trend due to a series of social change processes supported by the power of social media. Motivation for giving gifts as a form of appreciation, sign of love, expression of happiness, joy, form of care, and memories. Giving gifts among students can be categorized as charity in the version stated by Mauss because students do not always expect to receive gifts in return, but most give sincerely on the basis of friendship. As for students who feel burdened to reply, this is more of a form of kindness, so they don't want a reply or want a reply basically to strengthen social relations.</em></p> <p>Dewasa ini muncul tren pada peristiwa akademik. Di kalangan mahasiswa telah menjadi tradisi komunal pemberian buket hadiah pada momen spesial akademik seperti selesai ujian proposal, ujian hasil, ujian akhir atau skripsi serta wisuda. Hal tersebut juga terjadi pada mahasiswa IAKN Toraja. Riset ini bertujuan untuk menemukan pola dan motivasi pemberian buket hadiah di kalangan mahasiswa IAKN Toraja dikarenakan tradisi ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif <span style="font-size: 0.875rem;">deskriptif</span><span style="font-size: 0.875rem;"> </span><span style="font-size: 0.875rem;">studi lapangan dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil pengumpulan data divalidasi, kemudian dianalisis dengan tahapan reduksi data penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan pola pemberian hadiah tersebut merupakan tradisi lama namun muncul dengan wajah yang baru sebagai tren dikarenakan adanya rangkaian proses perubahan sosial yang didukung oleh kekuatan sosial media. Motivasi pemberian hadiah sebagai bentuk Apresiasi, Penghargaan, Tanda Kasih, Ekspresi Kebahagiaan, suka cita, Bentuk Kepedulian, Kenangan. Pemberian hadiah di kalangan mahasiswa bisa dikategorikan </span><em style="font-size: 0.875rem;">charity</em><span style="font-size: 0.875rem;"> dari versi yang dikatakan Mauss dikarenakan tak selamanya mahasiswa berharap dapat balasan hadiah tapi kebanyakan memberi ikhlas atas dasar pertemanan. Adapun mahasiswa yang merasa terbebani untuk membalas maka hal itu lebih ke bentuk kebaikan sehingga tak ingin balasan maupun ingin balasan pada dasarnya untuk memperkuat hubungan sosial.</span></p>Masnawati MasnawatiSinrayanti Ewanan
Copyright (c) 2024 Masnawati, Sinrayanti Ewanan
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-08-032024-08-0341456310.34307/misp.v4i1.124RELEVANSI HOSPITALITAS GEREJA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KASUS BUNUH DIRI
https://masokan.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatamasokan/article/view/127
<p><em>This paper addresses the ongoing dilemma of suicide, which remains a significant issue not only in Indonesia but also globally. Various factors contribute to the occurrence of suicide cases, including social-economic instability, poverty, unemployment, and the conflicting orientations of individualism and collectivism, which can lead individuals to take their own lives. Alarmingly, even churches, which are meant to teach love and compassion to their congregations, sometimes inadvertently foster environments that drive people toward suicide. In response to this reality, the paper employs a descriptive qualitative method to explore the relevance of church hospitality in suicide prevention efforts. The analysis yields three key points: first, love is the fundamental basis of hospitality, as sympathy is essential for fostering care and concern for others. Second, hospitality can serve as a form of social control within the church, where each individual can act as a social regulator in their community. Third, every individual in the church should view others as brothers and sisters, necessitating fair treatment for all.</em></p> <p>Tulisan ini membahas fenomena kasus bunuh diri yang masih menjadi dilema, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus ini, seperti ketidakstabilan kondisi sosial-ekonomi, kemiskinan, pengangguran, serta orientasi individualisme dan kolektivisme, yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri. Bahkan, gereja, yang seharusnya mengajarkan kasih kepada jemaatnya, sering kali justru menjadi komunitas yang secara tidak langsung mendorong individu untuk melakukan bunuh diri. Melihat realitas tersebut, tulisan ini, melalui metode kualitatif deskriptif, menawarkan relevansi sikap hospitalitas gereja dalam upaya pencegahan kasus bunuh diri. Ada tiga poin utama yang menjadi hasil analisis dalam tulisan ini. Pertama, cinta kasih adalah landasan utama dalam mengakui keramahtamahan. Tanpa simpati, tidak akan ada rasa kepedulian dan kasih sayang terhadap orang lain di sekitar kita. Kedua, sikap hospitalitas dapat berfungsi sebagai kontrol dalam gereja, di mana setiap individu dalam gereja dapat menjadi pengontrol sosial di komunitasnya. Ketiga, setiap individu dalam gereja harus melihat individu lainnya sebagai saudara, sehingga setiap anggota gereja wajib memperlakukan satu sama lain dengan adil.</p>Mariana MarianaHenry Andreas Brya
Copyright (c) 2024 Mariana Mariana, Henry Andreas Brya
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-08-222024-08-2241647610.34307/misp.v4i1.127